by Aisya Humaira-Siswi SMAN 3 Banda Aceh

Teluk masih berkabut, angin berhembus lembut karena matahari masih meringkuk di ufuk. Pagi ini aku putuskan untuk bersampan ke Teluk Dalam, meskipun butuh setengah hari pulang pergi untuk kesana mengambil rotan yang aku kumpulkan dari hutan dan sudah aku jemur kemarin. Aku kuatir badai akan datang lagi seperti kemarin, dan jika itu terjadi, aku harus menunggu selama seminggu sebelum badai reda, dan aku tak akan menerima bayaran. Jadi aku harus pergi sepagi mungkin sebelum badai itu datang.
Seminggu yang lalu, satu buah kapal karam dihantam badai ketika berlayar ke Calang pelabuhan terdekat dari Pulo. Lima temanku yang bersekolah di Meulaboh, hilang di laut, dan sampai sekarang belum diketahui nasibnya. Itu risiko kami jika ingin melanjutkan sekolah dan menyeberang ke daratan.
Tapi aku tak bisa menunggu. Jika tidak, aku sama sekali tak bisa menganyam keranjang karena kehabisan bahan, sedangkan uang sekolah bulan ini harus aku lunasi, aku tak mau terlambat dan ayah tahu masalah keuanganku. Ini bisa menjadi alasannya memintaku berhenti sekolah.