ada festival di dekat rumahku

tepatnya di taman sulthanah ratu safiatuddin, ada acara gelar budaya semua kabupaten aceh dari pesisir sampai kota, dari gunung  dataran gayo sampai pesisir krueng raya.

penari dan seniman sibuk semua, ya pastinya menari masak lari-lari. terus ada pemain musik yang sibuk teus main musik tidak ikut menari atau lari-lari. hi hi hi.

nah aisya yang sibuk ya menari, main musik sekaligus juga lari sana lari sini. multi talenta kata orang baik yang sayang aisya. kecil-kecil hebat, menari ikut penari, mukul-mukul kursi ikut pemain musik perkusi dan lari-lari ikut-ikutan panitia yang sibuk betulin sound sistem yang kadang-kadang mati.

aisya bersyukur sekarang banyak acara budaya, karena nanggroe aisya kaya dengan macam budaya. kemarin saman aja dapat penghargaan dari UNESCO untuk tarian yang mendunia. tapi ada syaratnya kalau nggak dijaga, diganti dengan saman break dance, saman reagee, saman jazz atau saman asal-asalan, penghargaan itu akan dicabut UNESCO semudah mencabut rumput di halaman rumah aisya. kalau nggak percaya datang deh ke rumah aisya di halaman banyak sekali rumput yang mudah dicabut. sebegitu mudahnya sampai-sampai pas nenek lagi duduk di depan rumah terus bersin, aaaaasyeem!, maka berhamburanlah rumput-rumput itu memenuhi udara dan angkasa di sekitar rumah aisya.

kalau penasaran boleh datang sekalian bantu nenek cabut rumput, mungkin minggu hari yang tepat untuk itu. karena tidak saja kesempatan terbatas, tapi bisa kehabisan stok rumput yang mau dicabut. nanti bisa kecewa persis seperti kecewanya aisya pas nggak bisa lihat orang karnaval kemarin. menangis semingguan, tidak makan sejam-an, dan kehilangan gairah bermain seharian.

kemarin petugas pemotong rumput sempat nangis sesenggukan karena pas sampai ke lokasi di depan rumah aisya didapati semua rumput telah habis dicabuti oleh sekumpulan orang yang antusias banget mencabuti rumput karena begitu mudahnya. bahkan lebih dari itu orang berebutan!.

Padahal nenek cuma menyediakan sedikit doorprize, cuma kulkaas dua pintu lengkap dengan kedua pintunya, mesin cuci lengkap dengan mesin cuci di dalamnya, plus pembantu yang membantu mengoperasikan mesin itu dan hadiah utama kendaraan roda dua, dilengkapi kedua roda, stang, spion keduanya sepasang dan berikut mesin,jok lapis kulit merua (biawak), serta BL dan tidak ketinggalan surat-surat kendaraan lengkap sebagai pelengkap jika ketemu dengan petugas polisi yang lagi razia di jalanan, kata nenek agar terjamin aman dari tilang!.

sesederhana itulah acara cabut rumput itu dan hilangnya budaya kalau tidak dijaga. tapi bukan juga menari setiap hari nggak berhenti, karena itu bukan penari, bukan juga seniman, tapi orang iseng yang mungkin bisa jadi g i l a. ih amit-amit!.