nek, boleh pinjam embernya yang paling besar untuk mandi?, aisya berusaha merayu nenek supaya mau menyerahkan dengan sukarela ember yang sedang dipake nyuci. hari minggu memang biasa untuk beresin rumah, termasuk nyuci.
tapi agenda aisya kali ini justru ingin menikmati suasana alam belakang rumah, dengan jakuzi, maksudnya ember besar tadi. aisya berendam, sambil nyanyi tufuli, lagunya sabyan yang lagi bikin demam seantero indonesia.
lagi asyik aisya ber-tufuli, tiba-tiba melintas seekor lipan besar berwarna biru kehijauan, maksudnya hitam hampir sebear jempol dan tanpa sungkan langsung naik ke celana aisya, maka dengan segenap kekuatan aisya berteriak...astagfirullah tabarakallah..maaaaa lipan!.
om wanda yang ada di dekat aisya bukannya membantu malah kabur melarikan diri, berusaha untuk tak berurusan dengan si lipan tadi. sementara mama dengan sisa ketakutan, bukan kekuatan berusaha berteriak sambil memukuli aisya sebisanya. maksudnya lipan yang nempel di badan aisya. sementara aisya sendiri, berusaha untuk mengeluarkan suara baritonnya..................tooooolonggg!.
maka rumah tiba-tiba di landa gempa berskala kecil, apalagi waktu aisya loncat -loncat karena berusaha mengusir lipan dari badannya. setelah berjuang ala break dance, meliuk kesana-kemari maka si lipan jatuh dan dengan segera menjadi rebutan semua orang...bukan untuk bersalaman apalagi minta tanda tangan, tapi semua orang berusaha untuk menghentikan sisa umurnya, alias membu-nuhnya. ih serem ya.
maka terjadilah pembunuhan di hari minggu yang tenang itu. telah pergi seekor lipan meninggalkan keluarganya, mungkin ada anak istrinya. aisya lupa menanyakan alamat sewaktu aisya berusaha menaboknya dengan sandal sekuat tenaga tadi. ya sudahlah.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar